Rabu, 18 Desember 2013


  FOTO ULAMA DAN KUBURAN DI MASJID
Justru penipuan syaitan yang menyesatkan mereka hingga bertolak belakang dari Ahlussunnah
waljamaah, dan Rasul saw bersabda : “Barangsiapa yang memisahkan diri sejengkal dari
jamaah muslimin, lalu mereka wafat, maka akan wafat dalam kematian jahiliyah” (Shahih
Bukhari).
Sifat penentangan dan penuduhan dan kebencian atas orang – orang yang mengagungkan
ulama, adalah sifat warisan Iblis, sebagaimana Iblis adalah ahlussujud, beribu tahun ia tak
menyekutukan Allah swt, namun Iblis tak mau memuliakan orang yang dimuliakan Allah,
padahal jika Iblis disuruh sujud pada Allah maka ia pasti taat pada Allah swt, namun Iblis
tak mau memuliakan orang yang mulia, ia tak mau sujud pada makhluk, ia tak merasa sama
dengan Adam as bahkan lebih mulia, ia tak mau memandang bahwa Adam as ini walau
dicipta dari tanah namun ia dimuliakan Allah swt.
Dan Adam as dimuliakan Allah dengan ilmu yang melebihi Iblis dan para malaikat,
sebagaimana firman Nya swt : Dan Allah mengajari Adam akan nama nama (nama
nama ciptaan Nya swt) kesemuanya, lalu Allah menunjukkan itu semua kepada para
malaikat dan berkata : Kabarkan pada-Ku nama nama ini semua?, mereka (malaikat)
menjawab : Maha Suci Engkau, kami tak memiliki ilmu kecuali yang Kau ajarkan,
sungguh Engkau Maha Mengetahui dan Maha Menghakimi, maka Allah swt berkata
pada Adam (as) : Wahai Adam, kabarkan pada mereka (para malaikat) tentang nama
nama itu…dst (QS. Al Baqarah : 30 -33).
Demikianlah sifat Iblis, dan sifat ini terwariskan, mereka menentang memuliakan Rasul
saw dan ulama, padahal para sahabat sangat mengagungkan Rasul saw, mereka berebutan
air bekas wudhu Rasulullah saw dan mengusapkannya ke wajah dan tangannya (Shahih
Bukhari), mereka juga berebutan rambut Rasulullah saw (Shahih Bukhari) dan banyak lagi
tentang pengagungan para sahabat pada Nabi saw (mengenai belasan riwayat shahih akan
ini silahkan rujuk artikel kami yang berjudul : TABARRUK yang dapat dilihat di buku ini
Bab Tabarruk.
Mereka terus memerangi orang muslim, yang sholat, puasa, zakat, haji dll, mereka
dianggap musyrik hanya karena memajang foto orang shalih, padahal mereka sama sekali
tak menyembahnya, atau berziarah kubur yang itu jelas – jelas sunnah, namun dikatakan
musyrik.110 kenalilah akidahmu 2
Sepanjang adanya foto orang shalih di ummat ini yang memajangnya adakah yang
menganggapnya Tuhan? lalu ada apa dengan penuduhan musyrik ini?,
Sabda Rasulullah saw :  “Maukah kalian kuberitahu tentang yang termulia diantara
kalian?, mereka adalah yang jika dilihat wajahnya akan membuat orang mengingat
Allah” (Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari)
Ummat - ummat terdahulu menyembah patung, lalu muslimin sujud pula pada Ka’bah,
bukankah Ka’bah itu batu? kenapa sujud padanya? Rasul saw sudah mengarahkan kiblat
ke Ka’bah saat ka’bah masih dipenuhi ratusan patung, baru setelah Fatah Makkah patung -
patung itu dibersihkan.
Lalu mengapa malaikat diperintah sujud pada makhluk?,dalam peristiwa ini menurut versi
pemikiran mereka, maka yang tauhidnya suci hanyalah Iblis, karena hanya Iblis yang tak mau
sujud pada makhluk, dan para malaikat itu semuanya musyrik, karena sujud pada makhluk.
Rasul saw bersabda : “Aku tidak takut kemusyrikan menimpa kalian, yang kutakutkan adalah
keluasan dunia yang menimpa kalian hingga kalian saling hantam memperebutkannya”
(sebagaimana salah satu Negara muslim yg berakidah ini, kaya raya dan membayar
pasukan non muslim untuk membantai saudara muslimnya demi minyak dan kekayaan
duniawi, dan mereka tak menyadarinya namun memusyrikkan orang muslim ) (Shahih
Bukhari).
Jelaslah sudah bahwa Rasul saw telah menjawab seluruh fitnah mereka, bahwa Rasul saw
tak merisaukan syirik akan menimpa ummatnya, hanya Iblis saja yang tak rela muslimin
memuliakan ulama, Iblis ingin muslimin ini sama sama dengannya, tak memuliakan siapapun
selain Allah swt, namun justru tempat mereka adalah kekal di neraka.
Maka mengenai foto tsb, ia bukanlah lukisan, karena foto adalah bukan guratan tangan tapi
merupakan bayangan yang ditangkap oleh cahaya, dan direkam di foto, maka hukumnya
bukan lukisan, tak bisa disamakan sebagaimana orang yang shalat dibelakang imam, tak bisa
disamakan dengan orang yang bermakmum pada imam yang di masjidil haram lewat TV,
tentunya tidak sah shalatnya , demikian pula lukisan tangan jika dibandingkan dengan foto.
Dan dengan semaraknya foto - foto non muslim dan fasiq di jalan - jalan dan di televisi dan
dimana - mana, maka sangat mulia jika foto - foto para shalihin juga ditampilkan, agar jangan
mata muslimin terus terkotori dengan aurat non muhrim, atau memuliakan wajah orang yang
tidak pernah sujud pada Allah, maka selayaknya kita kenalkan foto - foto shalihin.kenalilah akidahmu 2 111
1. Berkata Guru dari Imam Ahmad bin Hanbal, yaitu Imam Syafii rahimahullah
“Makruh memuliakan seseorang hingga menjadikan makamnya sebagai masjid,
(*Imam syafii tidak mengharamkan memuliakan seseorang hingga membangun kuburnya
menjadi masjid, namun beliau mengatakannya makruh),  karena ditakutkan fitnah atas
orang itu atau atas orang lain, dan hal yg tak diperbolehkan adalah membangun masjid
diatas makam setelah jenazah dikuburkan, Namun bila membangun masjid lalu membuat
didekatnya makam untuk pewakafnya maka tak ada larangannya”. Demikian ucapan
Imam Syafii (Faidhul qadir Juz 5 hal.274).
2. Berkata Hujjatul Islam Al Imam Ibn Hajar Al Atsqalaniy : “hadits - hadits larangan ini
adalah larangan shalat dengan menginjak kuburan dan diatas kuburan, atau berkiblat
ke kubur atau diantara dua kuburan, dan larangan itu tak mempengaruhi sahnya shalat,
(*maksudnya bilapun shalat diatas makam, atau mengarah ke makam tanpa pembatas maka
shalatnya tidak batal), sebagaimana lafadh dari riwayat kitab Asshalaat oleh Abu Nai’im
guru Imam Bukhari, bahwa ketika Anas ra shalat di hadapan kuburan maka Umar ra
berkata : kuburan..kuburan..!, maka Anas melangkahinya dan meneruskan shalat dan
ini menunjukkan shalatnya sah, dan tidak batal. (Fathul Baari Almayshur juz 1 hal 524).
3. Berkata Imam Ibn Hajar :  “Berkata Imam Al Baidhawiy : ketika orang yahudi dan
nasrani bersujud pada kubur para Nabi mereka dan berkiblat dan menghadap pada
kubur mereka dan menyembahnya dan mereka membuat patung patungnya, maka Rasul
saw melaknat mereka, dan melarang muslimin berbuat itu, tapi kalau menjadikan masjid
di dekat kuburan orang shalih dengan niat bertabarruk dengan kedekatan pada mereka
tanpa penyembahan dengan merubah kiblat kepadanya maka tidak termasuk pada ucapan
yang dimaksud hadits itu” (Fathul Bari Al Masyhur Juz 1 hal 525)
4. Berkata Imam Al Baidhawiy :  bahwa Kuburan Nabi Ismail as adalah di Hathiim
(disamping Miizab di ka’bah dan di dalam masjidilharam) dan tempat itu justru afdhal
shalat padanya, dan larangan shalat di kuburan adalah kuburan yang sudah tergali
(Faidhulqadiir Juz 5 hal 251)
Kita memahami bahwa Masjidirrasul saw itu didalamnya terdapat makam beliau saw,
Abubakar ra dan Umar ra, masjid diperluas dan diperluas, namun bila saja perluasannya
itu akan menyebabkan hal yang dibenci dan dilaknat Nabi saw karena menjadikan kubur
beliau saw ditengah - tengah masjid, maka pastilah ratusan Imam dan Ulama dimasa itu telah 112 kenalilah akidahmu 2
memerintahkan agar perluasan tidak perlu mencakup rumah Aisyah ra (makam Rasul saw)
Perluasan adalah di zaman khalifah Walid bin Abdulmalik sebagaimana diriwayatkan dalam
Shahih Bukhari, sedangkan Walid bin Abdulmalik dibai’at menjadi khalifah pada 4 Syawal
tahun 86 Hijriyah, dan ia wafat pada 15 Jumadil Akhir pada tahun 96 Hijriyah.
Lalu dimana Imam Bukhari? (194 H - 256 H), Imam Muslim? (206 H – 261H), Imam Syafii?
(150 H – 204 H), Imam Ahmad bin Hanbal? (164 H – 241 H), Imam Malik? (93 H – 179
H) dan ratusan imam imam lainnya?, apakah mereka diam membiarkan hal yang dibenci
dan dilaknat Rasul saw terjadi di Makam Rasul saw?, lalu Imam - Imam yang hafal ratusan
ribu hadits itu adalah para musyrikin yang bodoh dan hanya menjulurkan kaki melihat
kemungkaran terjadi di Makam Rasul saw??, munculkan satu saja dari ucapan mereka yang
mengatakan bahwa perluasan Masjid Nabawiy adalah makruh. apalagi haram.
Justru inilah jawabannya, mereka diam karena hal ini diperbolehkan, bahwa orang yang kelak
akan bersujud menghadap Makam Rasul saw itu tidak satupun yang berniat menyembah
Nabi saw, atau menyembah Abubakar ra atau Umar bin Khattab ra, mereka terbatasi dengan
tembok, maka hukum makruhnya sirna dengan adanya tembok pemisah, yang membuat kubur
- kubur itu terpisah dari masjid, maka ratusan Imam dan Muhadditsin itu tidak melarang
perluasan masjid Nabawiy, bahkan masjidil Haram pun berkata Imam Baidhawiy bahwa
kuburan Nabi Ismail adalah di Masjidil Haram.
Kesimpulannya: larangan membuat masjid diatas makam adalah menginjaknya dan
menjadikannya terinjak injak, ini hukumnya makruh, ada pendapat mengatakannya
haram.Tentunya jawabannya bahwa yang dilarang adalah jika untuk penyembahan maka
hancurkanlah, jika untuk tabarruk maka hal itu boleh – boleh saja.
Dijelaskan pada kitab Mughniy Almuhtaj fi Syarahil Minhaj oleh AI Imam khatiib syarbiniy
bab washaya bahwa diperbolehkan membangun kuburan para Nabi atau Shalihin, demi
menghidupkan syiar dana mengambil keberkahan.
Disebutkan pula pada Kitab Raudhatuttaibin oleh Hujjatul Islam Al Imam Nawawi Bab
Washaya : Diperbolehkan untuk Muslim atau kafir dzimmiy (kafir dzimmiy adalah kafir
yang tak memusuhi atau memerangi muslimin) untuk berwasiat membangun Masjidil Aqsha,
atau masjid lainnya, atau membangun kubur para Nabi dan para shalihin untuk menghidupkan
syiar dan bertabarruk padanya.
Diriwayatkan  bahwa Abdullah bin Umar ra bila datang dari perjalanan dan tiba di kenalilah akidahmu 2 113
Madinah maka ia segera masuk masjid dan mendatangi Kubur Nabi saw seraya berucap
:  Assalamualaika Yaa Rasulallah, Assalamualaika Yaa Ababakar, Assalamualaika Ya
Abataah (wahai ayahku)”. (Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits No.10051)
5. Berkata Abdullah bin Dinar ra : Kulihat Abdullah bin Umar ra berdiri di kubur Nabi saw
dan bersalam pada Nabi saw lalu berdoa, lalu bersalam pada Abubakar dan Umar ra”
(Sunan Imam Baihaqiy Alkubra hadits No.10052).
II.25.   WANITA ZIARAH KE MAKAM
Wanita diperbolehkan ziarah kubur, demikian diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa
Rasul saw melewati wanita yang sedang ziarah kubur dan Rasul saw tak melarang dan
mengharamkannya.
II.26.   NABI MUHAMMAD SAW DI ALAM BARZAH
Sabda Rasulullah saw :  “aku melewati Musa (as) dimalam aku di Isra kan di Katsibil
Ahmar dan Musa berdiri di kuburnya dan ia shalat” (Shahih Muslim Bab Fadhail), bahkan
firman Allah swt : “Janganlah kalian menyangka orang yang terbunuh dijalan Allah itu
mati, bahkan mereka hidup dan diberi rizki oleh Allah” (Al Imran-169),
Saya perjelas lagi bahwa berdoa di kuburan pun adalah sunnah Rasulullah saw, beliau saw
bersalam dan berdoa di Pekuburan Baqi’, dan berkali - kali beliau saw melakukannya,
demikian diriwayatkan dalam Shahihain Bukhari dan Muslim, dan beliau saw bersabda :
“Dulu aku pernah melarang kalian menziarahi kuburan, maka sekarang ziarahlah”.
(Shahih Muslim hadits No.977 dan 1977)
Dan Rasulullah saw memerintahkan kita untuk mengucapkan salam untuk ahli kubur
dengan ucapan “Assalaamu alaikum Ahliddiyaar minalmu’minin walmuslimin, wa
Innaa Insya Allah Lalaahiquun, As’alullah lana wa lakumul’aafiah..” (Salam sejahtera
atas kalian wahai penduduk penduduk dari Mukminin dan Muslimin, Semoga kasih sayang
Allah atas yang terdahulu dan yang akan datang, dan Sungguh Kami Insya Allah akan
menyusul kalian, Aku memohon kepada Allah untukku dan kalian Afiah ) (Shahih Muslim
hadits No 974, 975, 976). Hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw bersalam pada Ahli
Kubur dan mengajak mereka berbincang-bincang dengan ucapan “Sungguh Kami Insya
Allah akan menyusul kalian”.114 kenalilah akidahmu 2
Rasul saw berbicara kepada yang mati sebagaimana selepas perang Badr, Rasul saw
mengunjungi mayat – mayat orang kafir, lalu Rasulullah saw berkata : “wahai Abu Jahal bin
Hisyam, wahai Umayyah bin Khalf, wahai ‘Utbah bin Rabi’, wahai syaibah bin rabi’ah,
bukankah kalian telah dapatkan apa yang dijanjikan Allah pada kalian…?!, sungguh
aku telah menemukan janji Tuhanku benar..!”, maka berkatalah Umar bin Khattab ra
: “wahai rasulullah.., kau berbicara pada bangkai, dan bagaimana mereka mendengar
ucapanmu?”, Rasul saw menjawab : “Demi (Allah) Yang diriku dalam genggamannya,
engkau tak lebih mendengar dari mereka (engkau dan mereka sama – sama mendengarku),
akan tetapi mereka tak mampu menjawab” (Shahih Muslim hadits No.6498).
Makna ayat : “Sungguh Engkau tak akan didengar oleh yang telah mati”.
Berkata Imam Qurtubi dalam tafsirnya makna ayat ini bahwa yang dimaksud orang yang
telah mati adalah orang kafir yang telah mati hatinya dengan kekufuran, dan Imam
Qurtubi menukil hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa Rasul saw
berbicara dengan orang mati dari kafir Quraisy yang terbunuh di perang Badr. (Tafsir
Qurtubi Juz 13 hal 232).
Berkata Imam Attabari rahimahullah dalam tafsirnya bahwa makna ayat itu : bahwa engkau
wahai Muhammad tak akan bisa memberikan kefahaman kepada orang yang telah
dikunci Allah untuk tak memahami (Tafsir Imam Attabari Juz 20 hal 12, Juz 21 hal 55)
Berkata Imam Ibn katsir rahimahullah dalam tafsirnya : “walaupun ada perbedaan pendapat
tentang makna ucapan Rasul saw pada mayat – mayat orang kafir pada peristiwa Badr,
namun yang paling shahih diantara pendapat para ulama adalah riwayat Abdullah bin
Umar ra dari riwayat riwayat shahih yang masyhur dengan berbagai riwayat, diantaranya
riwayat yang paling masyhur adalah riwayat Ibn Abdilbarr yang menshahihkan riwayat
ini dari Ibn Abbas ra dengan riwayat Marfu’ bahwa : “tiadalah seseorang berziarah ke
makam saudara uslimnya didunia, terkecuali Allah datangkan ruhnya hingga menjawab
salamnya”, dan hal ini dikuatkan dengan dalil shahih (riwayat shahihain) bahwa
Rasul saw memerintahkan mengucapkan salam pada ahlilkubur, dan salam hanyalah
diucapkan pada yang hidup, dan salam hanya diucapkan pada yang hidup dan berakal
dan mendengar, maka kalau bukan karena riwayat ini maka mereka (ahlil kubur) adalah
sama dengan batu dan benda mati lainnya. Dan para salaf bersatu dalam satu pendapat
tanpa ikhtilaf akan hal ini, dan telah muncul riwayat yang mutawatir (riwayat yang sangat kenalilah akidahmu 2 115
banyak) dari mereka, bahwa Mayyit bergembira dengan kedatangan orang yang hidup ke
kuburnya”. Selesai ucapan Imam Ibn Katsir (Tafsir Imam Ibn Katsir Juz 3 hal 439).
Riwayat lainnya Rasul saw bertanya – tanya tentang seorang wanita yang biasa berkhidmat
di masjid, berkata para sahabat bahwa ia telah wafat, maka Rasul saw bertanya : “mengapa
kalian tak mengabarkan padaku?, tunjukkan padaku kuburnya” seraya datang ke
kuburnya dan menyolatkannya, lalu beliau saw bersabda : “Pemakaman ini penuh
dengan kegelapan (siksaan), lalu Allah menerangi pekuburan ini dengan shalatku pada
mereka” (Shahih Muslim hadits No.956)
Abdullah bin Umar ra bila datang dari perjalanan dan tiba di Madinah maka ia segera masuk
masjid dan mendatangi Kubur Nabi saw seraya berucap : Assalamualaika Yaa Rasulallah,
Assalamualaika Yaa Ababakar, Assalamualaika Ya Abataah (wahai ayahku)”. Sunan
Imam Baihaqi Alkubra hadits No.10051
Berkata Abdullah bin Dinar ra : Kulihat Abdullah bin Umar ra berdiri di kubur Nabi saw
dan bersalam pada Nabi saw lalu berdoa, lalu bersalam pada Abubakar dan Umar ra”
(Sunan Imam Baihaqiy Alkubra hadits No.10052)
Sabda Rasulullah saw : Barangsiapa yang pergi haji, lalu menziarahi kuburku setelah aku
wafat, maka sama saja dengan mengunjungiku saat aku hidup (Sunan Imam Baihaqiy
Alkubra hadits No.10054).
Dan masih banyak lagi kejelasan, dan memang tak pernah ada yang mengingkari ziarah kubur
sejak Zaman Rasul saw hingga kini selama 14 abad (1.400 ratus tahun lebih semua muslimin
berziarah kubur, berdoa, bertawassul, bersalam dll tanpa ada yang mengharamkannya
apalagi mengatakan musyrik kepada yang berziarah, hanya kini saja muncul dari kejahilan
dan kerendahan pemahaman atas syariah, munculnya pengingkaran atas hal – hal  mulia ini
yang hanya akan menipu orang awam, karena hujjah – hujjah mereka batil dan lemah.
Dan mengenai berdoa di kuburan sungguh hal ini adalah perbuatan sahabat radhiyallahu’anhu
sebagaimana riwayat diatas bahwa Ibn Umar ra berdoa dimakam Rasul saw, dan memang
seluruh permukaan bumi adalah milik Allah swt, boleh berdoa kepada Allah dimanapun,
bahkan di toilet sekalipun boleh berdoa, lalu dimanakah dalilnya yang mengharamkan
doa di kuburan?, sungguh yang mengharamkan doa dikuburan adalah orang yang dangkal
pemahamannya, karena doa boleh saja diseluruh muka bumi ini tanpa kecuali.116 kenalilah akidahmu 2
Berkata Hujjatul Islam  Al Imam Ibn Hajar :
Bahwa para syuhada hidup sebagaimana Nash Alqur’an, dan para Nabi lebih afdhal dari para
Syuhada, sebagaimana buktinya adalah hadits yg dikeluarkan oleh Abu Dawud dari Abu
Hurairah ra : “Dan bershalawatlah kalian kepadaku, sungguh shalawat kalian disampaikan
padaku dimanapun kalian berada”, dan sanadnya shahih, dan berkata Abu Syeikh dalam
kitab Attsawab dengan sanad Jayyid dengan lafadh :  “Barangsiapa yang bershalawat
kepadaku dikuburku, aku mendengarnya, dan barangsiapa yang bershalawat padaku
dimanapun, maka disampaikan padaku”, dan juga riwayat Abu Dawud dan Nasa’i yang
dishahihkan oleh Ibn Khuzaimah dari Aus bin Aus dalam keutamaan hari Jumat : “Maka
perbanyaklah shalawat padaku dihari itu karena shalawat kalian ditunjukkan padaku,
mereka berkata : Wahai Rasulullah, bagaimana diperlihatkan shalawat padamu jika
engkau telah musnah?, maka Rasul saw bersabda : “Allah mengharamkan permukaan
Bumi untuk memakan Jasad para Nabi”, selesai ucapan Imam Ibn Hajar. (Fathul Baari bi
Syarah Shahihul Bukhari hadits no.3185 Bab Ahaditsul Anbiya).
Dijelaskan oleh Imam Ibn Katsir dalam Tafsirnya :
اًاب َّوَ
ت
ََّ
الل واُد َجَو
َ
ل
ُ
ول ُسَّالر ُم ُه
َ
ل  َر
َ
ف
ْ
غ
َ
ت ْاس َو
ََّ
الل واُر
َ
ف
ْ
غ
َ
ت ْاس
َ
ف
َوك ُاء َج  ْم ُه َسُ
ف
ْ
ن
َ
أ واُم
َ
ل
َ
ظ
ْ
ذ
ِ
إ  ْم ُهْ
ن
َ
أ  ْو
َ
ل َو { :وقوله
صلى الرسول إلى يأتوا أن والعصيان الخطأ منهم وقع إذا والمذنبين العصاة تعالى يرشد } ا ًيم ِحَر
عليهم الل تاب ذلك فعلوا إذا فإنهم ،لهم يستغفر أن ويسألوه ،عنده الل فيستغفروا وسلم عليه الل
ا ًيم ِحَر اًاب َّوَ
ت
ََّ
الل واُد َجَو
َ
ل { :قال ولهذا ،لهم وغفر ورحمهم }
عن المشهورة  الحكاية  ”الشامل“ كتابه  في  الصباغ  بن  نصر  أبو  الشيخ  :منهم  جماعة ذكر  وقد
يا عليك السلم :فقال أعرابي فجاء ،وسلم عليه الل صلى النبي قبر عند جالسا كنت :قال ،بي
ْ
تُالع
ُم ُه
َ
ل   َر
َ
ف
ْ
غ
َ
ت ْاس َو
ََّ
الل  واُر
َ
ف
ْ
غ
َ
ت ْاس
َ
ف
َوك ُاء َج  ْم ُه َسُ
ف
ْ
ن
َ
أ  واُم
َ
ل
َ
ظ
ْ
ذ
ِ
إ   ْم ُهَّ
ن
َ
أ   ْو
َ
ل َو { :يقول  الل  سمعت ،الل  رسول
يا :يقول أنشأ ثم ربي إلى بك مستشفعا لذنبي مستغفرا جئتك وقد } ا ًيم ِحَر اًاب َّوَ
ت
ََّ
الل واُد َجَو
َ
ل
ُ
ول ُسَّالر
ُمَواألك  ُالقاع  ّطيبهن  ْمن فطاب ... هُم
ُ
أعظ )1( بالقاع تَ
فنُد من  َخير
فغلبتني األعرابي  انصرف  ثم ...  ُوالكرم ُالجود  وفيه
ُالعفاف  فيه ...  هُ
ساكن أنت
ٍ
لقبر   ُالفداء  سيْ
ف
َ
ن
قد الل أن فبشره
ّاألعرابي
ْالحق ،بى
ْ
ت ُع يا :فقال النوم في وسلم عليه الل صلى النبي فرأيت ،عيني
له غفرkenalilah akidahmu 2 117
“Dan firman Nya swt :  “Dan sungguh ketika mereka telah mendholimi diri mereka
sendiri (berbuat dosa) lalu mereka berdatangan padamu (wahai Muhammad saw),
lalu mereka beristighfar pada Allah swt, lalu Rasul saw beristighfar untuk mereka,
maka mereka akan dapatkan Allah swt menerima tobat mereka dan Maha Berkasih
Sayang (QS Annisa 64), bahwa Allah swt mengajarkan para pendosa dan yg berbuat
maksiat jika terjadi dosa dan kesalahan pada mereka, agar mengunjungi Rasul saw,
dan beristighfar pada Allah swt dihadapan Rasul saw, dan meminta pada Rasul saw
agar memohonkan pengampunan bagi mereka, dan sungguh jika mereka berbuat
itu maka Allah swt memberikan Taubat pada mereka dan menyayangi mereka, dan
mengampuni mereka, untuk hal inilah firman-Nya : “maka mereka akan dapatkan
Allah swt menerima tobat mereka dan Maha Berkasih Sayang”.
Dan telah teriwayatkan jamaah diantara mereka Syeikh Abu Nashr bin Asshibagh pada
kitabnya Assyaamil, mengenai riwayat yang masyhur dari Imam Al Utby, maka ia berkata
: suatu waktu aku sedang duduk dihadapan Kubur Nabi saw, maka datanglah seorang
Dusun dan berkata : Assalamualaika Yaa Rasulullah, aku menegtahui firman Allah swt :
..(seraya membaca ayat diatas).., maka kini aku datang padamu, memohon pengampunan
dosa, dan memohon bantuan syafaatmu kepada Tuhanku”. Lalu ia berpantun : Wahai
Yang sebaik baik dimakamkan pada belahan bumi mulia, maka termuliakanlkah sebab
kemuliaannya wilayah sekitar, Diriku adalah penjamin keselamatan Kubur yang engkau
menempatinya, karena terpendam padanya Maaf Allah swt dan kedermawanan dan
Keluhuran”.
Lalu orang dusun itu keluar, maka aku (Imam Al Utby) mengantuk, lalu aku bermimpi
Rasul saw dalam tidurku dan berkata : Wahai Utbiy, kejar orang dusun itu, katakan kabar
gembira untuknya bahwa ia telah diampuni Allah swt. Selesai ucapan imam Ibn Katsir.
(Tafsir Imam Ibn Katsir Juz 2 hal 347/348, Annisa 64).
Demikian pula hikayat ini diriwayatkan oleh Hujjatul Islam Al Imam Nawawi pada kitabnya
Al Majmuk juz 8 hal 217, dan pada kitab Al Iidhah hal 498.
Bacaan yang dianjurkan saat berziarah ke makam beliau saw tentunya memperbanyak doa,
sebagaimana para sahabatpun demikian, dan tentunya bersalam kepada Rasul saw, Khalifah
Abubakar Asshiddiq ra dan Khalifah Umar bin Khattab ra yang sama – sama dimakamkan di
tempat tersebut secara berdekatan. Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar